Rabu, 01 Oktober 2014

Puisi Anak

PEJUANG MASA KINI



Bangun pagi menantang matahari
Demi murid-murid yang dia cinta
Pulang siang bolong dibarengi matahari
Demi senyumku menyambutnya
Pergi sore hari dikejar matahari
Demi sesuap nasi putih untukku


Ayah...
Keringatmu menjadi butir-butir senyumku
Jerih payahmu menjadi keindahan untukku

Ayah...
Jiwamu begitu luas tak terhingga
Kesabaranmu menyongsong tiap keinginanku

Ayah...
Engkaulah Pangeran Diponegoro masa kini
Tak pernah berhenti berjuang
Menyongsong anak-anak masa depan
Aku sangat mengagumimu, Ayah

Ayahku, Pejuang masa kini









Jogjakarta, 10 Januari 2011

TERUNTUK IBU

Ibu...
Satu kata pertama dalam buaian yang ku ucap
Satu kata yang romantis dan tak pernah habis
Satu kata yang mengantarkan boboku dengan nyenyak
Dan hanya kata itu yang slalu aku rindukan untuk ku peluk
Ibu..
Kau selalu melihatku dengan harapan
Kau selalu menuntunku dengan do’a
Kau selalu menggenggam semangatku dengan rindu
Ibu..
Kau juara cinta
Kau juara lari tanpa hadiah
 Kau juara do’a dari segala do’a
Ibu...
Meski kau tak sempurna
Tapi kau membuatku merasa sempurna
Karena aku memilikimu sekarang dan selamanya
Karena kasih sayangmu hanya untukku sekarang dan selamanya







Yogyakarta, 20 November 2010

TERIMA KASIH, GURUKU

Kelas I aku belajar membaca
Kelas II aku belajar menulis
Kelas III aku belajar mendengarkan
Kelas IV aku belajar menyimak
Kelas V aku belajar mengonsep
Kelas VI aku belajar menerapkan

Bapak dan Ibu guru,
Terima kasih ‘kuucapkan
Atas jasa yang telah engkau berikan
Kini aku bisa melakukan semuanya
Tidak ada lagi buta aksara
Tidak ada lagi kosong pengetahuan

Bapak dan Ibu guru
Jasamu tak terbalaskan
Engkau cerdaskan kami, anak-anak bangsa
Engkau tumbuhkan semangat kami
Engkau juga asuh kami dengan kasih sayang

Terima kasih, Bapak dan Ibu guru
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa.





Purworejo, 30 November 2011

CERITA DUKA MERAPI


Saat gelap tiba
Rumahku tampak sunyi
23.00 terdengar bunyi gemuruh
Aku digendong Ibu menuruni jalan

Merapi sakit
Dia memuntahkan laharnya
Aku takut dan aku takut sekali

Kambing-kambingku kini habis
Rumahku berwarna abu-abu
Mobil-mobilanku rusak
Uang tabunganku pun hilang
Sekolahku libur hingga tak terhingga

Merapi...
Cepat sembuh ya
Jangan sakit lagi
Supaya kita dapat bermain bersama-sama lagi




Yogyakarta, 25 November 2010


Terinpirasi dari cerita anak-anak di pengungsian Maguwoharjo.

0 komentar:

Posting Komentar