PERMAINAN TRADISIONAL GATHENG
SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN PENGURANGAN SEKOLAH DASAR
Wikan Budiarti
NIM 29 015 149
Mahasiswa PGSD UST Yogyakarta
Abstrak
Matematika adalah ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, namun banyak siswa mengeluh karena
pembelajaran Matematika karena menganngap Matematika itu sulit dan menakutkan,
termasuk pada pembelajaran pengurangan. Guru dapat mengubah metode ceramah pada
pembelajaran penguranangan dengan metode permainan. Salah satu permainan yang
dapat dilakukan untuk pembelajaran pengurangan adalah permainan gatheng. Gatheng adalah permainan tradisional yang menggunakan alat
permainan berupa batu kerikil. Selama permainan berlangsusng, siswa secara
tidak langsung telah belajar konsep pengurangan. Guru mengawasi jalannya
permainan dan komunikatif terhadap siswa. Permainan tradisional gatheng ini juga sesuai dengan gaya
belajar semua siswa, baik gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik. Aplikasi
permainan gatheng kedalam metode
pembelajaran pengurangan, diharapkan siswa tidak mengalami kebosanan dalam
belajar pengurangan dan mendapatkan pembelajaran dengan proses yang
menyenangkan.
Kata Kunci : Permainan Tradisional Gatheng,
Metode Pembelajaran, Pengurangan SD
A. Pendahuluan
Pada era sekarang
ini, Indonesia telah memasuki era pembangunan di segala bidang tak terkecuali pembangunan
di bidang pendidikan. Menurut Masrukan, salah satu fokus utama pembangunan di
bidang pendidikan adalah mengembangkan ilmu-ilmu dasar basic science. Ilmu-ilmu dasar tersebut wajib dikuasai oleh peserta
didik agar dapat menguasai ilmu terapan. Di samping itu, khususnya di negara
maju, ilmu dasar dijadikan tolak ukur keberhasilan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga negara-negara maju memiliki perhatian lebih
pada ilmu-ilmu dasar. Untuk dapat bersaing dengan negara lain, Indonesia sangat
memerlukan kualitas hasil pendidikan, termasuk penguasaan IPTEK yang semakin
baik, ini berarti kebutuhan penguasaan ilmu-ilmu dasar di Indonesia sangat
mendesak.
Matematika adalah
bagian dari Ilmu dasar selain Sains dan Bahasa. Matematika adalah ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika perlu
diberikan kepada peserta didik dimulai dari Sekolah Dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, analitis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Namun, Matematika juga menjadi
perhatian umum bagi pihak-pihak terkait, bukan hanya karena matematika adalah
bagian dari ilmu dasar, tapi karena pendidikan Matematika di tingkat Sekolah
Dasar memprihatinkan. Banyak siswa Sekolah Dasar yang menganggap Matematika
adalah pelajaran yang sulit, menakutkan,
bahkan tidak jarang siswa mogok sekolah karena matematika. Selama ini,
matematika dan bahasa Inggris merupakan pelajaran penting bagi setiap sekolah.
Namun penyajian kedua mata pelajaran tersebut seringkali membuat anak kesulitan
(Kompas Klasika. 20 Januari 2013). Menurut
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, hal ini disebabkan karena Matematika
merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar
konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Namun, menurut sumber
yang sama dijelaskan bahwa agar Matematika mudah dimengerti oleh siswa, proses
penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian
dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang
sudah dimiliki siswa.
Saat ini, pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar meliputi bilangan, geometri dan pengukuran, dan
pengolahan data. Sedangkan konsep dasar pembelajaran Matematika adalah
penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pengurangan adalah salah satu
konsep dasar matematika dan merupakan dasar dari pembagian matematika. Pengurangan
juga bermanfaat dalam kehidupan siswa sehari-hari antara lain untuk kegiatan
jual beli. Pentingnya manfaat pengurangan bagi kehidupann siswa, sehingga
pembelajaran pengurangan diupayakan keberhasilannya.
Salah satu faktor
keberhasilan pembelajaran pengurangan di
Sekolah Dasar adalah kemampuan guru untuk memilih, menguasai, dan
menerapkan metode pembelajaran pengurangan. Metode disesuaikan dengan bahan
pelajaran yang diajarkan, kondisi siswa, dan lingkungan pembelajaran. Selama
ini, pembelajaran pengurangan di Sekolah Dasar menggunakan metode yang berpusat
pada guru (teacher centered) seperti
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sehingga banyak siswa Sekolah Dasar
cepat bosan dengan pembelajaran pengurangan bahkan tertekan saat pembelajaran pengurangan
berlangsung. Guru perlu melakukan inovasi metode pembelajaran pengurangan yang
menyenangkan untuk siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi pengurangan yang merupakan
konsep dasar Matematika. Inovasi metode pembelajaran ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas menjadi metode pembelajaran bermain.
Metode
pembelajaran bermain sangat disukai anak-anak pada umumnya. Apalagi pemanfaatan
metode pembelajaran bermain dengan menggunakan macam-macam permainan
tradisional . Saat ini, permainan tradisional sudah terpinggirkan karena kalah
canggih dengan permainan modern. Padahal, permainan tradisional sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak (Sisca, 2012:
173). Selain itu, permainan tradisional juga mengandung pesan moral dan nilai
edukasi (Aachiyadi, 2006, Candra,
diambil 20 Januari 2012). Salah satu permainan tradisional yang dapat
dimanfaatkan sebagai metode pembelajaran yaitu permainan Gatheng.
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka makalah ini membahas permainan tradisional gatheng sebagai metode pembelajaran pengurangan Sekolah Dasar.
B. Permainan Tradisional
Menguatnya arus
globalisasi di Indonesia membawa pola kehidupan dan hiburan baru yang mau tidak
mau memberikan dampak tertentu terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat
Indonesia, termasuk di dalamnya kelestarian permainan tradisional anak-anak.
Budisantoso, dkk (dalam Sukirman Dharmamulya dkk, 2008: 29) mengatakan bahwa permainan tradisional anak
merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena
permainan tradisional memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap
perkembangan kejiwaan, sifat, dan
kehidupan sosial di kemudian hari. Selain pengertian tersebut, masih ada
perspektif tentang permainan tradisional yaitu perspektif fungsional,
permainan, psikologis, adaptasi.