Selasa, 07 Mei 2013

Permainan Tradisional Gatheng Sebagai Metode Pembelajaran


PERMAINAN TRADISIONAL GATHENG
SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN PENGURANGAN SEKOLAH DASAR

Wikan Budiarti
NIM 29 015 149
Mahasiswa PGSD UST Yogyakarta


Abstrak
          Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, namun banyak siswa mengeluh karena pembelajaran Matematika karena menganngap Matematika itu sulit dan menakutkan, termasuk pada pembelajaran pengurangan. Guru dapat mengubah metode ceramah pada pembelajaran penguranangan dengan metode permainan. Salah satu permainan yang dapat dilakukan untuk pembelajaran pengurangan adalah permainan gatheng. Gatheng adalah permainan tradisional yang menggunakan alat permainan berupa batu kerikil. Selama permainan berlangsusng, siswa secara tidak langsung telah belajar konsep pengurangan. Guru mengawasi jalannya permainan dan komunikatif terhadap siswa. Permainan tradisional gatheng ini juga sesuai dengan gaya belajar semua siswa, baik gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik. Aplikasi permainan gatheng kedalam metode pembelajaran pengurangan, diharapkan siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar pengurangan dan mendapatkan pembelajaran dengan proses yang menyenangkan.
Kata Kunci : Permainan Tradisional Gatheng, Metode Pembelajaran, Pengurangan SD

A.  Pendahuluan
Pada era sekarang ini, Indonesia telah memasuki era pembangunan di segala bidang tak terkecuali pembangunan di bidang pendidikan. Menurut Masrukan, salah satu fokus utama pembangunan di bidang pendidikan adalah mengembangkan ilmu-ilmu dasar basic science. Ilmu-ilmu dasar tersebut wajib dikuasai oleh peserta didik agar dapat menguasai ilmu terapan. Di samping itu, khususnya di negara maju, ilmu dasar dijadikan tolak ukur keberhasilan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga negara-negara maju memiliki perhatian lebih pada ilmu-ilmu dasar. Untuk dapat bersaing dengan negara lain, Indonesia sangat memerlukan kualitas hasil pendidikan, termasuk penguasaan IPTEK yang semakin baik, ini berarti kebutuhan penguasaan ilmu-ilmu dasar di Indonesia sangat mendesak.
Matematika adalah bagian dari Ilmu dasar selain Sains dan Bahasa. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika perlu diberikan kepada peserta didik dimulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, analitis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Namun, Matematika juga menjadi perhatian umum bagi pihak-pihak terkait, bukan hanya karena matematika adalah bagian dari ilmu dasar, tapi karena pendidikan Matematika di tingkat Sekolah Dasar memprihatinkan. Banyak siswa Sekolah Dasar yang menganggap Matematika adalah  pelajaran yang sulit, menakutkan, bahkan tidak jarang siswa mogok sekolah karena matematika. Selama ini, matematika dan bahasa Inggris merupakan pelajaran penting bagi setiap sekolah. Namun penyajian kedua mata pelajaran tersebut seringkali membuat anak kesulitan (Kompas Klasika. 20 Januari 2013). Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, hal ini disebabkan karena Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Namun, menurut sumber yang sama dijelaskan bahwa agar Matematika mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
Saat ini, pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar meliputi bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data. Sedangkan konsep dasar pembelajaran Matematika adalah penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pengurangan adalah salah satu konsep dasar matematika dan merupakan dasar dari pembagian matematika. Pengurangan juga bermanfaat dalam kehidupan siswa sehari-hari antara lain untuk kegiatan jual beli. Pentingnya manfaat pengurangan bagi kehidupann siswa, sehingga pembelajaran pengurangan diupayakan keberhasilannya.
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran pengurangan di Sekolah Dasar adalah kemampuan guru untuk memilih, menguasai, dan menerapkan metode pembelajaran pengurangan. Metode disesuaikan dengan bahan pelajaran yang diajarkan, kondisi siswa, dan lingkungan pembelajaran. Selama ini, pembelajaran pengurangan di Sekolah Dasar menggunakan metode yang berpusat pada guru (teacher centered) seperti ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sehingga banyak siswa Sekolah Dasar cepat bosan dengan pembelajaran pengurangan bahkan tertekan saat pembelajaran pengurangan berlangsung. Guru perlu melakukan inovasi metode pembelajaran pengurangan yang menyenangkan untuk siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi pengurangan yang merupakan konsep dasar Matematika. Inovasi metode pembelajaran ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas menjadi metode pembelajaran bermain.
Metode pembelajaran bermain sangat disukai anak-anak pada umumnya. Apalagi pemanfaatan metode pembelajaran bermain dengan menggunakan macam-macam permainan tradisional . Saat ini, permainan tradisional sudah terpinggirkan karena kalah canggih dengan permainan modern. Padahal, permainan tradisional sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak (Sisca, 2012: 173). Selain itu, permainan tradisional juga mengandung pesan moral dan nilai edukasi (Aachiyadi, 2006, Candra, diambil 20 Januari 2012). Salah satu permainan tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai metode pembelajaran yaitu permainan Gatheng.  
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka makalah ini membahas  permainan tradisional gatheng sebagai metode pembelajaran pengurangan Sekolah Dasar.

B.  Permainan Tradisional
Menguatnya arus globalisasi di Indonesia membawa pola kehidupan dan hiburan baru yang mau tidak mau memberikan dampak tertentu terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya kelestarian permainan tradisional anak-anak. Budisantoso, dkk (dalam Sukirman Dharmamulya dkk, 2008: 29)  mengatakan bahwa permainan tradisional anak merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan tradisional memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan  kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial di kemudian hari. Selain pengertian tersebut, masih ada perspektif tentang permainan tradisional yaitu perspektif fungsional, permainan, psikologis, adaptasi.

Tembang Dolanan Anak


TEMBANG DOLANAN BOCAH
          Aaaaaaa, postingan kali ini, wikan akan bahas tentang beberapa tembang dolanan yang sekarang mulai punah keberadaannya. Beberapa tembang ini masih sering terdengar saat aku masih kecil, tapi kini jarang bahkan hampir tidak pernah terdengar. Anak-anak lebih asyik mendendangkan lagu “Harus Terpisah” “Beautifull” dst.
1.  Gambang suling
Gambang suling ngumandhang swarane
Tulat tulit kepenak unine
Unine mung nrenyuhake
Bareng lan kentrunge
Tipung suling
Sigrak kendhangane

2.  Gundhul Pacul
Gunhul gundhul pacul cul gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

3.  Kidang talun
Kidang takun mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Gajah belang saka tanah sabrang
Nuk regenuk nuk regunuk
Si gajah lembehan tlale